MAKALAH
PERADABAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH
Makalahinidisusungunamemenuhitugas :
Mata
Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen
Pengampu : Drs. Suyuthi
Disusun oleh :
Umi
Kharisatul Faizah (2022113020)
Widya Ningrum
Hidayah (2022113021)
Khoirun Nafi Izzudin (2022111032)
PRODI PBA
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar
belakang
peradaban islam telah melalui berbagai fase atau tahapan
untuk menuju peradaban islam yang lebih baik. Pada pembahasan yang lalu kita
telah membahas peradaban islam pra islam. Dan makalah kali ini akan membahas
peradaban islam pada masa Rasulullah, sebelum datangnya Rasul bangsa Arab
dikenal dengan masyarakat jahiliyah. Kemudian Allah mengutus seorang Rasul
yaitu nabi Muhammad s.a.w.
yang
membawa kebenaran dan mengubah kejahiliyahan menjadi masyarakat yang beretika. Dalam
makalah ini juga akan dibahas bagaimana perjuangan Rasulullah mengemban amanah
dari Allah yaitu tugas Kerasulannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
SEBELUM MASA KERASULAN
Muhammad s.a.w.
dilahirkan pada tanggal 12 rabi’ul awal (20 April 571 M) tahun Gajah. Beliau berasal dari kalangan suku Quraisy,
ayahnya bernama Abdullah ibn Abdul Muthalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Garis nasab
ayah dan ibunya bertemu pada Kilab ibnu Murrah.
Ayahnya meninggal pada saat beliau masih dalam kandungan ibunya. Kemudian
sesuai dengan adat bangsa Quraisy beliau disusui oleh Halimah binti Dzuaib dari
kabilah Bani Said. Ketika berumur lima tahun beliau dikembalikan kepada ibunya,
setahun kemudian ibunya meninggal. Sehingga pengasuhan dilakukan oleh kakeknya
Abdul Muthalib. Kemudian kakeknya meninggalkannya pada saat beliau berumur
delapan tahun, pengasuhan digantikan oleh pamannya Abu Thalib.
Pada usia 12 tahun
beliau diajak berdagang oleh pamannya kenegri Syam. ini pertama kalinya
Muhammad ikut dalam kafilah dagang, kafilah itu dipimpim oleh Abu Thalib. Di
kota Bashrah mereka bertemu dengan seorang pendeta yang bernama Bukhaira. pendeta iini mellhat
ada tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita
Nasrani, karena itu pendeta ini menasehati Abu Thalib agar menjaga keponakannya
dengan sebaik-baiknya dan tidak terlalu jauh memasuki daerah Syiria, karena
iamelihat tanda-tanda bahwa kelak ia akan menjadi utusan Allah SWT.
sehinggadikhatirkan akan dianiaya atau dibunuh, kemudian pamamnnya mengajaknya
pulang. [1]
Ketika
beliau berumur 14 terjadilah peperangan Fijar yaitu perang antara keturunan
Kinanah dengan Quraisy di satu pihak, dan Hawazin di pihak lain. Peperangan disebabkan
oleh pembunuhan yang dilakukan oleh anggota suku Kinanah terhadap suku Hawazin,
yaitu Barradz ibn Qais dari suku Kinanah membunuh Urwah ibn Utbah dari suku
Hawazin. Peperangan berlangsung selama empat tahun. Perang ini berakhir dengan
suatu perjanjian yaitu: yang menderita korban lebih sedikit harus membayar
ganti rugi kepada lawannya. Besarnya ganti rugi sesuai dengan selisih jumlah
korban antara kedua belah pihak.
Bearkan perjanjian
ini pihak Quraisy membayar ganti rugi sebanding
20 orang Hawazin terbunuh. Akibat peperangan ini dirasakan oleh kaum
Quraisy sebagai suatu kelemahanan tanda ketidakmampuan mereka mengatur
keamanan di Makkah dan sekitarnya. Maka
dibentuklah sebuah perserikatan yang disebut dengan Hilf Al Fudhul yang artinya
sumpah utama. Tujuan perserikatn in adalah untuk memberikan perlindungan kepada
orang yang teraniaya dan yang mendapat perlakuan sewenang-wenang baik yang dilakukan oleh orang Makkah atau
penduduk lain. Muhammad adalah salah
satu anggota perserikatan itu.
Kemudian nabi
Muhammad pergi ke negeri Syam yang kedua kalinya untuk memperdagangkan
dagangannya Khadijah binti Khuwailid, yang didampingi oleh Maisarah. Kemudian
Muhammad dan Khadijah menikah, pada saat itu Muhammad berumur 25 tahun dan
Khadijah berumur 40 tahun.
Dikala beliau mencapai
usia 30 tahun, saat itu Quraisy memperbaruii Ka’bah. Beliau ikut bekerja dan
membawa batu bersama-sama dengan mereka. Setelah pekerjaan selesai, mereka akan meletakkan Hajar Aswad
ditempatnya. Maka terjadilah perselisihan
pendapat di antara suku Quraisy tentang siapa yang akan mengangkat Hajar
Aswad tesebut. Perselisihan tersebut
nyaris menimbulkan peperangan diantara mereka, kemudian mereka
mengadakan sayembara bahwa siapa yang mula-mula datang dengan melalui pintu
Syaibah, maka dialah yang akan meletakkan Hajar Aswad. Kemudian datanglah
Muhammad melalui pintu tersebut,
merekapun setuju dengan datangnya Muhammad.Tetapi Muhammad tidak egois beliau
menggelar sorbannya kemudian meminta kepada masing-masing kepala suku untuk
memegang ujung sorban kemudian sama-sama mengangkat sorban tersebut daan Muhammad yang meletakkan batu tersebut.
Mereka semua rela dengan penyelesaian ini.
B.
MASA KERASULAN
Masa ini ditandai
dengan turunnya wahyu pertama, namun sebelum turun wahyu , setelah peristiwa
renovasi Ka’bah kegiatan beliau lebih banyak difokuskan bertahannus di gua
Hira. Ketika sedang bertahannus di gua Hira yaitu pada tanggal 17 Ramadhan 13
SH Muhammad berusia 40 tahun didatangi malaikat Jibil as. Yang kemudian
memangggilnya kemudian berkata:
Bacalah
Saya tidak pandai membaca
Bacalah
Saya tidak pandai membaca[2]
Lalu Jibril membacakan surat Al-Alaq ayat 1-5 dan
Muhammad diminta untuk merirukannya, yang artinya :
“Bacalah dengan
menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajarkan
manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajar
manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Turunnya ayat
tersebut pertanda beliau menjadi nabi dan selang waktu tiga tahun nabi muhammad
menerima wahyu yang kedua, yaitu surat Al-Muddatsir ayat 1-7 yang artinya:
“Hai
orang yang beselimut. Bangunlah, lalu beri peringatan!. Dan Tuhanmu
agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala)
tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak. Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu bersabarlah. ”setelah menerima wahyu yang kedua ini nabi mulai
menjalankan tugas kerasulan. Tugas ini
dilaksanakan dalam dua periode yaitu periode Makkah dan periode Madinah.
C.
PERIODE MEKAH
Pada periode ini, tiga tahun pertama dakwah islam dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Nabi muhammad mulai melakukan dakwah islam di lingkungan
keluarga, mula-mula istri beliau sendiri yang bernama Khadijah kemudian Ali bin
Abi Thalib, Abu Bakar sahabat beliau, lalu Zaid bekas budak beliau. Di samping
itu, juga banyak yang masuk islam dengan perantara Abu Bakar yang terkenal
dengan sebutan Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang lebih dulu masuk Islam), mereka adalah utsman bin Affan, Zubair
bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdur Rahman bin A’uf, Thalhah bin
Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya
dijadikan markas untuk berdakwah.[3]
Kemudian setelah turun ayat 94 Surah Al-Hijr, nabi muhammad memulai
berdakwah secara terang-terangan.
Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yag diperintahkan
kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS.Al-Hijr 94)
Namun
dakwah yang dilakukan beliau tidak mudah karena mendapat tantangan dari kaum
kafir Quraisy.Hal tersebut timbul karena beberapa faktor, yaitu sebagai
berikut.
1)
Mereka
tidak dapat membedakan anatar kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira tunduk
kepada nabi Muhammad berati tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Mutholib.
2)
Nabi
Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya.
3)
Para
pemimpin Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui serta tidak menerima ajaran
tentang kebangkitan kembali dan pembalasan dihari akhirat.
4)
Taklid
kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada bangsa arab,
sehingga sangat berat bagi mereka untuk meninggalkan agama nenek moyang dan
mengikuti agama islam.
5)
Pemahat
dan penjual patung memandang islam sebagai penghalang rezeki.
Banyak cara dan
upaya yang ditempuh para pemimpin Quraisy unuk mencegah dakwah nabi Muhammad,
namun selalu gagal baik secara diplomatik dan bujuk rayu maupun tindakan
kekerasan secara fisik. Puncak dari segala itu adalah dengan diberlakukannya
pemboikotan terhadap Bani Hasyim yang merupakan tempat Nabi Muhammad
berlindung. Pemboikotan berlangsung selama tiga tahun dan merupakan tindaka
yang paling melemahkan umat islam pada saat itu. Pemboikotan ini baru berhenti
setelah kaum quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sangat
keterlaluan.
Karena di
mekkah dakwah Nabi Muhammad mendapat rintangan dan tekanan, pada akhirnya nabi
memutuskan untuk berdakwah diluar mekah.Namun, di Thaif beliau dicaci dan
dilempari batu sampai beliau terluka.Hal ini semua hampir menyebabkan Nabi
Muahammad putus asa, sehingga untuk menguatkan beliau, Allah mengutus dan
mengisra’ dan memi’rajkan beliau pada tahun kesepuluh kenabian itu. Barita
tentang Isra’ Mi’raj menggemparkan kota mekah. Bagi orang kafir, peristiwa ini
dijadikan bahan propaganda untuk mendustakan Nabi Muhammad, sedangkan untuk
orang yang beriman ini merupakan ujian keimanan.
Setelah
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu
perkembangan besar bagi kemajuan dakwah islam terjadi, yaitu dengan datangnya
sejumlah penduduk yatsrib (madinah) untuk berhaji ke mekah. Mereka terdiri dari
dua suku yang saling bermusuhan, yaitu suku Aus dan khazraj yang masuk islam
dalam tiga gelombang. Dimana dalam ketiga gelombang itu mereka datang untuk
memeluk islam dan menerapkan ajarannya, kemudian mengadakan perjanjian yang
dikenal dengan perjanjian Aqabah pertama yang berisi ikrar kesetian dan Aqabah
kedua mereka memba’iat nabi sebagai pemimpin. Akhirnya Nabi Muhammad bersama
kurang lebih 150 orang hijrah ke Yatsrib, dan sebagai penghormatan terhadap
Nabi, nama Yatsrib diubah menjadi Madinah.
D.
PERIODE MADINAH
Dalam periode ini, pengembangan islam lebih ditekankan pada
dasar-dasar pendidikan masyarakat islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan.
Oleh karena itu, Nabi kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat islam di
Madinah sebagai berikut:
Pertama, mendirikan masjid bertujuan
untuk mempersatukan umat islam dalam satu majlis, sehingga di majelis ini
masyarakat bisa sholat berjamaah secara teratur. Masjid memegang peranan
penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah
islamiyah.
Kedua, mempersatukan dan
mempersaudarakan antara Kaum Anshar dan Muhajirin.Kaum Muhajirin adalah orang
mekah yang hijrah ke madinah.Sementara Anshor adalah penduduk madinah yang
menolong rasulullah dan kaum Muhajir.Muhajirin dalam keadaan miskin ditempat
tinggal yang baru karena mereka tidak dapat membawa harta kekayaannya yang ada di
mekah.
Ketiga, perjanjian saling membantu
antara sesama kaum muslimin dan bukan muslimin. Menurut Ibnu Hisyam, isi
perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut.
1)
Pengakuan
atas hak pribadi keagamaan dan politik.
2)
Kebebasan
beragama terjamin untuk semua umat.
3)
Kewajiban
penduduk madinah baik muslim maupun nonmuslim, dalam hal moril maupun materil
adalah harus bahu membahu menangkis
semua serangan terhadap kota mereka (madinah).
4)
Rasulullah
adalah pemimpin umum bagi penduduk madinah. Kepada beliaulah dibawa segala
perkara besar untuk diselesaikan.
Keempat, meletakkan dasar-dasar
politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.
Ketika masyarakat Islam terbentuk
maka diperrlukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru terbentuk
tersebut.Oleh karena itu, ayat-ayat Alquran yang diturunkan dalam periode ini
terutama ditujukan kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat ini kemudian diberi
penjelasan oleh rasulullah, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan beliau
sehingga terdapat dua sumber hukum dalam islam, yaitu Alquran dan Hadits. dari
sumber hukum islam tersebut didapat suatu sistem untuk politik, ekonomi, dan
sosial.[4]
E.
PEPERANGAN DALAM ISLAM
a.
Sebab-sebab
jihad dan perang
Tidak ada satu ayatpun di dalam Alquran, atau satu
peristiwa pun yang terjadi di awal sejarah islam yang menunjukan bahwa islam
disebarkan dengan kekuatan dan kekerasan. Atau
dengan kata lain, peperangan di islam bukan di maksudkan untuk menggiring dan
memaksa manusia masuk islam. Sebab berbagai peperangan hanya berkisar pada
usaha melakukan perlindungan diri dari serangan dan permusuhan.Juga untuk
melindungi dakwah dan membangun kemerdekaan beragama.
Enam bulan
setelah hijrah, rasulullah telah berhasil melakukan konsolidasi internal dan
menyusun semua hal yang bersangkut paut dengannya. Maka rasulullah kini
mempersiapkan masalah-masalah eksternal dan peperangan yang mungkin akan segera
menganam keberadaan umat islam.[5]
Kaum
muslimin diperbolehkan untuk berperang melawan kaum kafir dengan dua alasan.
Alasan normatif diperbolehkannya peperangan dalam Islam menurut Hasan Ibrahim
Hasan adalah:
·
Untuk
mempertahankan diri dan melidungi hak miiknya. Seperti yang telah dijelaskan
pada QS.Al-Hajj ayat 39-40
·
Untuk
menjaga keselamatan dalam menyebarkan kepercayaan dan mempertahankannya dari
mereka yang menghalang-halanginya. Oleh karena itu barang siapa yang mau
memeluk agam islam jangan merasa takut dari keributan dan tekanan. Seperti
firman Allah pada QS.At-Taubah ayat 36.
b.
Peperangan
pada masa Nabi Muhammad
Perang yang terjadi pada masa Nabi Muhammad terbagi atas dua
bagian, yaitu:
Ø Ghazwah yaitu perang yang di pimpin langsung oleh Nabi Muhammad.
1.
Perang
Badar (17 Ramadhan 2H)
Perang badar
terjadi dilembah badar, 125 km selatan madinah.Perang badar merupakan puncak
pertikaian antara kaum muslimin madinah dengan kaum musyrikin quraisy mekah.
Peperangan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan perampasan harta kaum
muslim yang dilakukan oleh musyrikin quraisy. Tiga tokoh yang terlibat dalam
perang badar adalah Utbah bin Rabiah, Al-Walid dan Syaibah. Ketiganya tewas di
tangan tokoh muslim, seperti Ali bin Abi Thalib, Ubaidah bin Haris, dan Hamzah
bin Abdul Mutholib. Adapun di pihak muslim, Ubaidah bin Haris meninggal karena
terluka.
Peristiwa Badar
memiliki dampak yang sangat kuat dalam menebarkan posisi Islam yang demikian
tinggi.Sebab, ini merupakan satu-satunya perang dimana kaum muslimin mengalami
kemenangan dalam arti yang sebenarnya.[6]
2.
Perang
Uhud (Sya’ban 3H)
Perang uhud
terjadi di bukit uhud. Perang uhud dilatar belakangi kekalahan kaum quraisy
pada perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam kepada kaum
muslimin, pasukan quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid mendapat bantuan dari
kabilah saqif, Tihamah dan Kinanah. Perang uhud dimulai dengan perang tanding
yang dimenangkan tentara Islam tetapi kemenangan tersebut digagalkan oleh
godaan harta, yakni prajurit islam sibuk memungut harta rampasan. Pasukan
Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan ini dan menyerang balik tentara Islam.
Pasukan quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi terbunuh.
Dalam peperangan ini, Hamzah bin Abdul Mutholib (paman Nabi) terbunuh.
3.
Perang
Khandaq (syawal 5H)
Lokasi perang
khandaq adalah disekitar kota madinah bagian utara. Perang ini juga dikenal
dengan perang Ahzab (perang gabungan). Perang Khandaq melibatkan kabilah Arab
dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi Muhammad, mereka bekerja sama melawan
Nabi. Disamping itu orang Yahudi mencari dukungan kabilah Gatafan yang terdiri
dari Qais Ailan, usaha pemimpin Yahudi membuahkan hasil. Pasukannya berangkat
ke madinah untuk menyerang kaum muslim. berita penyerangan itu terdengar oleh
Nabi Muhammad, kaum muslimin segera menyiapkan strategi perang yang tepat utuk
menghadapi musuh. Salman Al-Farisi sahabat Nabi , mengusulkan untuk membangun
sistem pertahanan parit (khandaq). Ia menyarankan agar menggali parit
diperbatasan kota madinah, dengan demikian gerakan pasukan musuh akan terhambat
oleh parit tersebut. Usaha tersebut ternyata berhasil menghambat musuh.
4.
Perang
Mu’tah (8 Hijriah)
Perang ini
terjadi karena Haris Al-Ghassani, raja hijrah menolak penyampaian wahyu dan
ajakan masuk islam yang dilakukan Nabi Muhammad. Nabi kemudian mengirimkan
pasukan perang dibawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini dinamakan perang
Mut’ah karena terjadi didesa Mu’tah.Pihak pasukan muslimin mendapat kesulitan
menghadapi pasukan Al-Ghassani yang dibantu pasukan kekaisaran Romawi.Beberapa
sahabat gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Zaid bin Harisah sendiri.
5.
Fathu
Makkah (8 Hijriah)
Fathu Makkah
terjadi disekitar kota makkah. Latar belakang peristiwa ini adalah adanya
anggapan kaum quraisy bahwa kekuatan kaum muslimin telah hancur akibat kalah
perang di Mu’tah. Kaum quraisy beranggapan perjanjian hudaibiyah (6H) tidak
penting lagi, maka mereka mengingkarinya dan menyerang bani Khuzaah yang berada
dibawah lingkungan kaum muslim. Nabi Muhammad segera memerintahkan pasukan
muslimin untuk menghukum kaum Quraisy yang dipimpin Ikrimah dan Safwan.Berhala
dikota mekkah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum quraisy ang masuk Islam.
6.
Perang
Hunain (8 safar 8 hijriah)
Perang hunain
berlangsung antar kaum muslimin melawan kaum quraisy yang terdiri dari Bani
Hawazin, bani saqif, dan Bani Jusyam. Terjadi dilembah hunain sekitar 70 km
dari kota mekkah. Perang ini merupakan balas dendam kaum quraisy karena fathu
mekkah. Pada awalnya pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan islam
sehinggan banyak pasukan islam yang gugur. Nabi kemudian menyemangati
pasukannya dan memimpin langsung peperangan. Pasukan muslim akhirnya dapat
memenangkan pertempuran tersebut.
7.
Perang
Thaif (8 hijriah)
Pasukan muslim
mengejar sisa pasukan quraisy yang melarikan diri dari hunain, sampai dikota
Thaif. Pasukan quraisy sembunyi dalam benteng kota yang kokoh sehingga pasukan
muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi Muhammad mengubah taktik perangnya
dengan memblokade seluruh wilayah Thaif. Pasukan muslim emudian membakar ladang
anggur yang merupakan sumber daya alam utama penduduk Thaif, dan pada akhirnya
menyerah dan menyatakan bergabung dengan pasukan islam.
8.
Perang
Tabuk (9 hijriah)
Lokasi perang
ini adalah kota tabuk, perbatasan antar semenanjung Arabia dengan syam. Adanya
peristiwa penaklukan kota mekkah membuat seluruh semenannjung Arabia berada
dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad. Melihat kenyataan itu, Heraclius penguasa
Romawi timur menysun pasukan besar untuk menyerang kaum muslimin.Pasukan
muslimin kemudian menyiapkan diri dengan menghimpun kekuatan yang besar.
Pasukan romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya jumlah pasukan
islam. Nabi tidak melakukan pengejaran tetapi berkemah di Tabuk.Disini nabi
mebuat perjanjian dengan penduduk setempat sehingga daerah perbatasan tersebut
dapat dirangkul dalam barisan Islam.
9.
Perang
Widan (12 Rabiul Awal 2H)
Perang ini
terjadi di widan, sebuah desa antara mekah dan Madinah.Rasulullah memimpin
pasukan muslimin menghadang kafilah quraisy.Pertempuran fisik tidak terjadi
karena kafilah quraisy melalui daerah tersebut.Akhirnya Rasulullah mengadakan
perjanjian kerjasama dengan Bani Damrah yang tinggal di rute perdagangan
kafilah quraisy di Widan.Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah
untuk membantu Kaum muslimin apabila dibutuhkan.
SELENGKAPNYA KLIK
0 Response to "MAKALAH PERADABAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH"
Posting Komentar